Miris, Merasa Dikucilkan karena Corona, Ibu & Anak Bunuh Diri
Pandemi Corona telah menimbulkan kekhawatiran tersendiri di masyarakat. Tidak sedikit orang yang takut akan terinfeksi virus tersebut sampai terkadang nekat melakukan hal-hal di luar dugaan yang bisa merugikan orang lain. Seperti kisah yang satu ini. Karena suaminya meninggal akibat virus Corona, istri dan anaknya lantas dijauhi warga sekitar hingga mereka merasa depresi dan memutuskan untuk bunuh diri.
Seperti dikutip dari Metro, sang istri yang bernama Parimi Snuneetha yang berusia 50 tahun, seorang putranya, Narasaiah Phanikumar, 25 tahun, dan putrinya, Lakshmi Aparna, 23 tahun, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah merasa diabaikan oleh para tetangganya. Setelah kematian suaminya, Narasaiah, akibat infeksi virus Corona, keluarga tersebut dijauhi dan tidak ada seorangpun yang menghiburnya.
Menurut keterangan dari pihak kepolisian, keluarga tersebut nekat bunuh diri, empat hari setelah Narasaiah yang berusia 52 tahun meninggal akibat infeksi COVID-19. Petugas kepolisian juga menjelaskan bahwa salah satu alasan keluarga tersebut memutuskan untuk bunuh diri adalah karena mereka merasa 'dipermalukan' setelah tidak ada satupun teman atau kerabat yang menghibur mereka setelah kepergian Narasaiah.
Sebuah catatan bunuh diri juga ditemukan di dalam mobil keluarga tersebut. Catatan itu menyatakan bahwa keluarga tersebut adalah korban dari stigma sosial seputar virus tersebut.
Ini bukanlah kasus pertama yang terjadi di India. Stigma sosial seputar virus Corona di India sendiri telah membuat beberapa penderita dan keluarganya diperlakukan seperti orang buangan. Bulan lalu seorang ibu di Benggala Barat juga sempat mencoba melakukan bunuh diri setelah suaminya meninggal akibat virus Corona. Untungnya, keluarga tersebut diselamatkan oleh penduduk setempat.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikologi, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Seperti dikutip dari Metro, sang istri yang bernama Parimi Snuneetha yang berusia 50 tahun, seorang putranya, Narasaiah Phanikumar, 25 tahun, dan putrinya, Lakshmi Aparna, 23 tahun, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah merasa diabaikan oleh para tetangganya. Setelah kematian suaminya, Narasaiah, akibat infeksi virus Corona, keluarga tersebut dijauhi dan tidak ada seorangpun yang menghiburnya.
Menurut keterangan dari pihak kepolisian, keluarga tersebut nekat bunuh diri, empat hari setelah Narasaiah yang berusia 52 tahun meninggal akibat infeksi COVID-19. Petugas kepolisian juga menjelaskan bahwa salah satu alasan keluarga tersebut memutuskan untuk bunuh diri adalah karena mereka merasa 'dipermalukan' setelah tidak ada satupun teman atau kerabat yang menghibur mereka setelah kepergian Narasaiah.
Sebuah catatan bunuh diri juga ditemukan di dalam mobil keluarga tersebut. Catatan itu menyatakan bahwa keluarga tersebut adalah korban dari stigma sosial seputar virus tersebut.
Ini bukanlah kasus pertama yang terjadi di India. Stigma sosial seputar virus Corona di India sendiri telah membuat beberapa penderita dan keluarganya diperlakukan seperti orang buangan. Bulan lalu seorang ibu di Benggala Barat juga sempat mencoba melakukan bunuh diri setelah suaminya meninggal akibat virus Corona. Untungnya, keluarga tersebut diselamatkan oleh penduduk setempat.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikologi, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.